Lirik Qasidah Sholawat: Thola’al badru ‘alayna
طلع البدر علينا ¤ من ثنية الوداع
Thola’al badru ‘alaynâ min tsaniyyatil wadâ’i
وجب الشکر علينا ¤ ما دعا لله داع
Wajabasy-syukru ‘alaynâ mâ da’â lillâhi dâ’î
أيها المبعوث فينا ¤ جئت بالأمر المطاع
Ayyuhâl mab’ûtsu fînâ ji,ta bil amril muthô’i
أنت غوثنا جميعا ¤ يا مجمل الطباع
Anta ghoutsunâ jamî’ân yâ mujammalath-thibâ’i
کن شفيعا ياحبيبی ¤ يوم حشر واجتماع
Kun syafî’ân yâ habîbî yauma hasyrin wajtimâ’i
ربنا صل علی من ¤ حل فی خير البقاع
Robbanâ sholli ‘alâ man halla fî khoiril biqô’i
واسبل الستر علينا ¤ واکفنا شر النزاع
Fasbilis-sitro ‘alaynâ wakfinâ syarron-nizâ’i
و أغثنا فی البلايا ¤ يا مغيثا کل داع
Wa aghitsnâ fîl balâyâ yâ mughîtsân kulla dâ’i
وصلاة الله دواما ¤ للنبی شمس البقاع
Wa sholâtullâhi dawâmâ linnabiy syamsil biqô’i
وگذا ال وصحب ¤ ماسعی لله ساع
Wa kadzâ âlin wa shohbin mâ sa’â lillâhi sâ’i
ﻃﻠﻊ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺛﻨﻴﺎﺕ ﺍﻟﻮﺩﺍﻉ
ﻭﺟﺐ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﺎ ﺩﻋﻰ ﻟﻠﻪ ﺩﺍﻉ
ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙ ﻓﻴﻨﺎ ﺟﺌﺖ ﺑﺎﻷﻣﺮ ﺍﻟﻤﻄﺎﻉ
ﺟﺌﺖ ﺷﺮﻓﺖ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﺮﺣﺒﺎً ﻳﺎ ﺧﻴﺮ ﺩﺍﻉ
ﻃﻠﻊ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻟﻤﺒﻴﻦ ﻧﻮﺭ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ
ﻧﻮﺭ ﺃﻣﻦ ﻭﺳﻼﻡ ﻧﻮﺭ ﺣﻖ ﻭﻳﻘﻴﻦ
ﺳﺎﻗﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺭﺣﻤﺔ ﻟﻠﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
ﻓﻌﻠﻰ ﺍﻟﺒﺮ ﺷﻌﺎﻉ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺷﻌﺎﻉ
ﻣﺮﺳﻞ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﺟﺎﺀ ﻧﻄﻘﻪ ﻭﺣﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ
ﻗﻮﻟﻪ ﻗﻮﻝ ﻓﺼﻴﺢ ﻳﺘﺤﺪﻯ ﺍﻟﺒﻠﻐﺎﺀ
ﻓﻴﻪ ﻟﻠﺠﺴﻢ ﺷﻔﺎﺀ ﻓﻴﻪ ﻟﻠﺮﻭﺡ ﺩﻭﺍﺀ
ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺳﻼﻣﺎً ﻣﺎ ﻭﻋﻰ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﻉ
ﺟﺎﺀﻧﺎ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺍﻟﺒﺸﻴﺮ ﻣﻄﺮﻕ ﺍﻟﻌﺎﻧﻲ ﺍﻷﺳﻴﺮ
ﻣﺮﺷﺪ ﺍﻟﺴﺎﻋﻲ ﺇﺫﺍ ﻣﺎ ﺃﺧﻄﺄ ﺍﻟﺴﺎﻋﻲ ﺍﻟﻤﺴﻴﺮ
ﺩﻳﻨﻪ ﺣﻖ ﺻُﺮﺍﺡ ﺩﻳﻨﻪ ﻣﻠﻚ ﻛﺒﻴﺮ
ﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻧﻌﻴﻢ ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﻣﺘﺎﻉ
ﻫﺎﺕ ﻫﺪﻱ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﺎﺕ ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﻤﻌﺠﺰﺍﺕ
ﻟﻴﺲ ﻟﻼﺕ ﻣﻜﺎﻥ ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻌﺰﻯ ﺛﺒﺎﺕ
ﻭﺣّﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻭﺣﺪ ﺷﻤﻠﻨﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺸﺘﺎﺕ
ﺃﻧﺖ ﺃﻟﻔﺖ ﻗﻠﻮﺑﺎً ﺷﻔﻬﺎ ﻃﻮﻝ ﺍﻟﺼﺮﺍﻉ
ﻃﻠﻊ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺛﻨﻴﺎﺕ ﺍﻟﻮﺩﺍﻉ
ﻭﺟﺐ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﺎ ﺩﻋﻰ ﻟﻠﻪ ﺩﺍﻉ
ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙ ﻓﻴﻨﺎ ﺟﺌﺖ ﺑﺎﻷﻣﺮ ﺍﻟﻤﻄﺎﻉ
ﺟﺌﺖ ﺷﺮﻓﺖ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﺮﺣﺒﺎً ﻳﺎ ﺧﻴﺮ ﺩﺍﻉ
___
RASULULLAH shalallahu alayhi wa’alihi wasallam tidak mau berpisah dengan orang2 yang mencintai beliau. Beliauselalu ingin dekat dengan mereka. Dijelaskan saat Rasul selesai dari Fatah Makkah,, kaum Anshar merasa cemburu melihat kaum muhajjirin mendapatkan ghanimah. Karena Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam membagi bagi ghanimah disaat selesai perang Hunain didalam riwayat yang Tsiqah selesai perang Hunain, Rasul membagi bagi kaum Muhajirin, karena mereka sudah kembali ke Makkah, tidak tinggal terus di Makkah balik lagi bersama Rasul ke Madinah, maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam kasihan melihat kaum Muhajirin sudah pulang kampung, di tinggal kampungnya ingin bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.Maka Rasul membagi2 ghanimah kepada Muhajirin dan pada mu’allaf dan kaum Anshar tidak diberi sehingga kaum Anshar mengeluh:
“Disaat kami sulit kami yang dipanggil”
ketika Rasul dalam desakan diperang Hunain, Rasul berbalik ke kanan dan kirinya dan berkata: “Wahai kaum Anshar…”
maka Anshar pun turun dari atas bukit – bukit dan berkata :
“Labbaik wa sa’daik ya Rasulullah” wahai Rasul kami datang, kami datang, kami bersamamu”,
Mereka turun dari atas bukit dengan panggilan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kaum anshar berkata: “Saat sulit kami yang dipanggil, tapi saat bagian pembagian kami tidak di beri..”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
“Mereka (kaum muhajjirin) kembali kerumah2 mereka membawa ghanimah, membawa harta, membawa kambing, membawa onta, membawa kerbau, dan kalian belum cukupkah jika aku pulang ketempat kampung2 kalian, aku datang untuk kalian tidak cukupkah aku untuk kalian?
Maka mereka ku berikan harta tetapi kalian ku berikan diriku”
Maka bergembiralah kaum Anshar mendengarnya:
“Sudah Ya Rasulullah, cukup ya Rasulullah kami sangat gembira”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda untuk menenangkan kaum Anshar seraya berkata:
“Jika seandainya kaum Anshar meninggalkan Madinah pergi kelembah lain, aku akan ikut bersama kaum Anshar, jika seandainya kaum Anshar pergi kesuatu perbukitan keluar dari Madinah aku akan bersama
kaum Anshar, jika bukan karena hijrah aku adalah dari orang Anshar” kata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Sedemikian cintanya Rasulullah tidak mau berpisah dengan para kekasihnya, kaum Anshar terkenal sangat cinta pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihiwasallam, saat beliau datang maka THOLA’AL BADRU ‘ALAINA bergemuruh dengan rebana menyambut kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disaat Rasul yang terusir disemua wilayah, terusir di Makkah, terusir di Tha’if dan di tempat lainnya namun di Madinah justru di sambut dengan hangat oleh Kaum Anshor, maka saat itu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lupa cintanya kaum Anshar, yang selalu tidak ingin pisah dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sumber pecintahabibana/wordpress/com
إرسال تعليق